aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Jumat, 27 Februari 2015

PAGI YANG CERAH DENGAN SEKILAS SENYUMMU YANG INDAH

"Ahh ... sudah pagi lagi," kataku sembari menggeliat meregangkan sendi-sendi sekujur diri. Malam telah berganti pagi, mimpi-mimpi pun terhenti untuk esok lagi.

Pagi ini serasa ada yang berbeda. Aromanya, nuansanya sepertinya tak sama dengan hari kemarin. Padahal pagi tetap dengan heningnya, mungkin aku yang terlalu terlena akan sebuah rasa yang bernama cinta.

Setelah beberapa saat. Aku pun bangkit dari tempat pembaringanku.
Melangkah walau terasa berat menuju sisi kamarku di sebelah timur yang terpasang jendela disana. Lalu, perlahan kubuka tirai jendela. Seketika itu silau cahaya membuatku memalingkan pandangan.

"Hmmm, langitnya cerah," gumamku saat kutemui wajah cakrwala tak lagi berselimut mendung seperti masa yang sama, saat kemarin aku terjaga.

Sejenak kunikmati aroma pagi, Penuh keteduhan, penuh kedamaian.
Tiba-tiba sekilas bayang itu muncul. Sebuah wajah dengan senyuman khas tersimpul. Dia adalah gadis kemarin sore, yang kutemui dan kubawa mimpi hingga malam tadi.

Getar-getar hatiku semakin tak karuan, saat kubayangkan separas ayunya yag telah membuatku terpana. "Apakah aku telah jatuh cinta," tanyaku dalam hati, meski baru pertama kali aku berjumpa dengannya.

Terus-terus saja lamunanku semakin jauh, menyusuri rongga-rongga rasa yang kupunya.
Dan beberapa waktu telah berlalu. Satu jam kiranya aku termangu disini.
kusadarkan diri lagi, memandang jauh itu sapa mentari yang mulai meniti langit timur.

"Sungguh indahnya," gumamku, mengagumi ciptaan yang maha kuasa. Ini pagi yang cerah, pagi yang membuatku bergairah. Apa lagi dengan hadirnya sekilas bayang itu datang menyapa, membuatkan kian semangat untuk menjejakkan langkah.

"Hari ini aku berharap berjumpa lagi dengannya," asaku dalam hati. Karena kenyataanya aku telah terpesona atau apalah ini cinta namanya. Ya, dia gadis kemarin yang kuimpikan malam tadi.

Lalu, aku beranjak dari sisi jendela menuju tempat di mana aku akan membasuh raga. Kupersiapkan diri, kuyakinkan hati untuk kembali menyusuri pagi hingga malam menyambangi. Dengan satu harap, kan kutemukan dia gadis bercadar pelangi lagi.

"Tunggulah aku akan datang, duhai kau gadis yang selalu membayang," itu ucapku nampak bersemangat di pagi yang cerah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar