aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Minggu, 28 Desember 2014

BAHASAKU DI BALIK DIAM

mengalun aku dalam pelukan diam
menyederhanakan kesah hati dengan sebuah sulaman
kurakit layaknya pintalan sutra-sutra malam
kubukukan menjadi secarik risalah pengharapan

hmmm ...
sengaja kulajurkan sepi
membahasakan ritme-ritme dari tuturan sunyi sebagai juru kunci
tak terketuk bilamana hanya kiasan yang menyapa
tak terbaca tatkala rujuk rasa jauh dari pendalaman jiwa
karna semuanya terkatung untuk dipahami,
bukan sekedar ulas cerita terbaca dan dilupakan lagi

ya, mengalun aku dalam pelukan diam
menyiratkan arti mendalam pada secarik pinta timbul tenggelam
kukait misteri setiap pendelegasian merujuk hati
kutuntun renung fikir lebih jauh untuk memahami

sayogyanya adalah kepekaan rasa yang bicara
merubuhkan dinding pemisah di serangkaian kubuk-kubuk berjeruji mimpi
kunci, itulah nama sekenanya hati mampu mencerna
membaca siratan yang tersimpan dengan makna nyata
bukan lagi hanya sekelebat pergi,
ataupun penulisan tak meninggalkan arti
karna sedalamnya yang ada mewakilkan cara bicara
menyambung tautan kata bisku di balik diam berbahasa

ini akunya,
untuk dilihatnya ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar