aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Selasa, 13 Januari 2015

ADALAH AKU ...

Ternyata hanya pesiar yang tak pernah sampai ke dermaganya, tersebab waktu telah jauh menyelanya hingga ke pantai sebrang. Takdir ini seperti petikan dawai terakhir tatkala perhentian nada mati pasti dan tak meninggalkan bunyi. Aku yang bermimpi tak pernah nyata itu untuk kudapati.

Entahlah ....
Semua nampak seperti kubus buta membentuk ruang-ruang hampa. Terbalik menangis, melajur tertawa. Tersenyum merintih, diam penuh tanda tanya. Sekali lagi akankah sama? Berulangkali akankah beda? Yang terlihat tak seindah yang kudapat.

Benar-benat sesat jalan ini telah mengiringku ke pusaran waktu. tenggelam dalam himpunan badai bisu tanpa sedikit sanggahan pun mampu kupadu. Menjadi yang terdakwa, menjadi yang terpidana. Aku yang kalah padahal belum ingin menyerah.

Ternyata layaknya pesiar yang tak lagi mengenal dermaga. Hilang jauh dia di tengah samudra berteman gelombang dan badai yang tiada henti menyela. Adalah aku satu di antara pengemudi, hilang kendali sebatas intuisi dan rasa hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar