aku mempertanyakan lagi ...
kenapa tak hukum aku saja diri,
dan biarkan air mata ini mengalir membasahi pipi
sungguh sekat ini begitu menyiksa
kau kata tak ada air mata yang boleh bernama
aku hanya terdiam
seaat itu janji tak benar-benar kusulam
hanya anguk kecil menyeringai melain rupa
tak pada iya aku mengukuhkan sebuah kata
janji itu tersurat namun tak kujadikan maklumat
kini sepersekiannya waktu seharusnya membuatku mengerti
sebuah kepergian dengan uluk senyum mengiris relung hati
bagaimana bisa tak ada air mata
bagaimana tak mencurahkan rasa
aku berbohong lagi
kali ini aku menangis menyesak kepiluan sepi merintih sunyi
maaf, maafkan aku, tak kilah membuat pernyataan bisu
aku sungguh tak mampu berbias semu dengan senyman palsu
rindu ini masih padamu
merentang jarak ruang dan waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar