puisiku masih berkutat dengan malam
tercipta dengan rasa yang sederhana
kubesarkan dengan anak pinak kata-kata
menjadi sebuah rajutan aksara tersulam
rasa itu adalah rindu
rindu sebuah senyumman yang itu
rindu garis lengkung di gurat wajahnya sayu
hingga saat ini malam yang dinamai pagi
aku masih mencoba berpuisi mengikuti kata hati
tiada lelap kurasa
tiada mimpi menyapa
aku kiranya akan terus terjaga
menunggui perhelatan cahaya tatkala fajar menawarkan jingga
entahlah ... aku tak tahu
puisiku enggan menutup buku
pada malam pada pagi,
ataukah siang hingga senja nanti
puisiku,
puisi sebuah kerinduan
melajurkan kekah rasa dalam haturan kata berbahasa sendu
milikku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar