aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Sabtu, 03 Januari 2015

MAAFKAN AKU (aku kembali menangis)

“Tanggal 3 Januari Adek kehilangan kata, yang teringat sama Adek hanya kenangan bunga kopi untuk sang kekasih,” ucapnya melihat keadaanku malam ini.

**

Ya, menyedihkan mungkin. Semua diksi seakan meninggalkanku. Semua inspirasi seakan tak mau kembali berteman denganku. Serupa malam ini, aku hanya mampu menjejak sepi, memandang lembaran kosong yang belum jua mampu kunodai.

“Aaaaaah ... kenapa aku seperti ini?” keluhku dalam hati.

Bunga kopi telah kuhaturkan, namun sesaat itu pula hilang kataku untuk sekedar mengulas kerinduan. Terlalu cepat air mataku mengalir, padahal dulu kujanjikan senyumman di pembaringan terakhir.

Ya, aku lagi-lagi telah mengingkari janji. Sesak di dadaku, pilu di hatiku tak mampu kuperetahankan dalam bisu. Akhirnya air mata itu pecah seiring tangis yang membuncah. Aku rebah, membasah di guyuran hujan yang menerjah.


Pusaramu menjadi kesaksiaannya. Aku masih rindu. Rindu seulas senyummu yang itu, rindu akan tingkahmu yang selalu membuatku terteguk dalam bujuk rayu. Kau gadis bunga kopiku, maafkan aku kembali mengingkarimu. Air mataku tak mampu kutahan, senyumku telah hilang di batas kerinduan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar