ketika aku tak menemukan apapun untuk kubaca,
kupandang potretmu yang manis
kusentuh lengkung bibirmu yang tipis
disana,
ada seribu pembacaan yang takkan pernah habis kuulas
ada sejuta pengertian rasa yang seperti tiada ukuran batas
di teduh matamu
di lesung pipimu
kutemukan cinta,
kutemukan keteduhan dengan nuansa yang berbeda
bukan sekelebatan hilang lalu,
nyatanya kau selalu terngiang dalam wujud rindu
duh, bagaimana aku bisa bertahan
lakuku adalah hasil lakumu meski tak kau hiraukan
kataku adalah katamu meski jauh untuk tersampaikan
ya, aku cukup mengerti
hadirku mungkin sebatas kata fajar menemui pagi
hilang seri tatkala suguhan cahaya mulai mendaki
tak apalah ...
setidaknya aku pernah dianggap ada,
walau itu sekejap mata
dan ini yang terhatur adalah pembacaanku tentangmu
tentang senyuman itu yang telah jauh merenggut hatiku atas nama rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar