aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Jumat, 02 Januari 2015

AKU LELAKI HUJAN

Ilalang telah bersaksi pada angin. Tersentuh gemulai dia dengan tarian hujan yang tiba-tiba datang. Aku tetap disini. Disini menikmati guyuran hujan yang kuanggap kekasih. Bercinta aku dengannya, menyetubuhi kebasahan tanpa sedikitpun rasa kedinginan.

Ini yang aku inginkan. Hembus, hembus nafas tanpa sebuah kekangan. Liar menjelma bebas, jalang aku menelanjangi  semua keinginan.

Hujan benar-benar merelaksasi. Tak terbatas ruang untuk mengusung segala asumsi. Tertawa, menangis, berteriak, merajuk, semua dapat kuluahkan  tak peduli dengan siapa dan sesiapa.

Ya, ini aku. Lelaki hujan yang tak hanya bisa diam. Aku menggugat. Hidupku adalah aku, tak seorang pun berhak mengaturku. Kulepas segala beban rasa, kukupas segala jelmaan kesah yang mendera.

Aku lelaki hujan tak hanya bisa diam. Ini sanggahku di antara genangan-genangan yang semakin dalam. Menikmati rinai kebasahan. Sekujur tubuhku  adalah gugatan. Semua kelahku adalah pembelaan.


Aku lelaki hujan ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar