bukan hamparan pasir dibasuh ombak
bukan celoteh camar setiap senja berubah serak
ini kataku di pesisir sepi yang sendu
menunggui badai membawa rinduku memadu
biar, biar aku pecah tercabik di ulum waktu
tak karang rubuh jadi rasaku
kokoh dia menggenapi masa
tak ingkar menjadi penunggu setia
ya, berapa lama akan menjadi cerita
sang penanti di tepian luka
berharap sandaran menyuguhkan cinta
namun kiranya itu hanya mimpi belaka
lalu, aku harus bagaimana
salakah ku ukir rasa di hamparan samudra
ataukah aku memang terlalu mengada ada
menanti kerontang sebagai pembuka
duuh, kedipan penyela
itu yang kutahu dari ingatanku lupa
melambai menghulurkan kasih
kurenang meski dayaku ringkih
ah, laju-laju kugenap langkah
mendayung rindu tak sepanjang galah
menunggu kutebis tak jadi risalah
menjemput, ungkapku untuk dijamah
tunggu, tunggu sebentar lagi
mungkin semusim atau setahun lagi
kupastikan aku datang menghampiri
berkalung doa darimu suci
berjanjilah kau akan menanti
menghijap unggu jadi selimut hati
biarkan mereka mencaci-caci
berpalinglah dengan sanggulan bidadari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar