aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Minggu, 04 Januari 2015

MENEMUI JAWAB

barangkali yang kusanggahkan selebihnya adalah mimpi
terlalu dalam mengukir imajinasi layaknya prasasti hati
derap, derap kutangisi ...
setiap jengkal kujejaki
aku baru mengerti,
yang kini ada sekurangnya tersusun dari timbunan masa lampau
membukit itu dalam lajuran pengalaman dalam seguris kemilau

ahhh, semua akhirnya kumengerti
bahwasanya hidup telah teratur dalam nisbah suci
bagaimana meniti selaras itu yang terpetik nanti
seumpama semian yang tersirami, berbunga dia takkan ingkar janji

ya, mungkin aku dulu salah menilai,
tak cukup cerdas pula untuk memaknai
namun lain rupa saat kepergian itu memberiku pertanda
tak ada keabadian yang nyata dalam kefanaan berkultur dunia
persinggahan hanya batu lompatan
perjalanan selalu ada akhir tujuan
itu ... tak teringkari,
tak pula mampu digugat lagi
kepastiannya pasti
kenyataannya sejati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar