aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Sabtu, 27 Desember 2014

ANGAN PAGI

sebersit tersirat rindu menjerat
yang terkuak bukanlah yang terungkap
seperti gerimis mendatangkan hujan
basah hanya sekedar kata bumi bukan kata langit yang memberi tangisan

'
'


Seketika aku terjaga terusik semilir kata yang nampak nyata,begitu lembut lirih menyentuh dia ...
"sayang sudah pagi," kudengar itu membisik hingga relung hati
aku pun membuka mata mencoba memulangkan mimpi dengan gairah rasa
"ah tak ada apa-apa mungkin tadi perasaanku saja," kataku kecewa sepertinya mimpi masih mengalungi diri
yang terdengar hanya harap tak terungkap
yang kurasa rindu begitu menyengat

ya, masih sama saja
pagi ini aku terjaga dalam kesendirian yang nyata
yang ku ingin masih sekedar selebaran angin
tak tersentuh masih sebatas lamunan tatkala hawa mendingin
akupun hanya mampu mengeluh
kiranya asa tetaplah terlalu jauh untuk kusauh

aku tak terlalu mengerti,tak terlalu jua memahami
bila nyatanya tak ada kenapa itu selalu menggoda
apak ini satau pertanda kata mimpi yang akhirnya menghampiri
layaknya gerimis memberi kabar pelangi
indahnya datang seusai kelabu menaungi

ahhh, geliat seakan menasbih kan sepi
sekiranya waktu tak memberi jalanku berlenggang dari kukup sunyi
layaknya pagi menghunus nuansa dalam semilir rindu
kutahu ini cinta meski tak nyata dengan kebisuan waktu
biarlah tetap kutunggu jamahan hangat itu memadu
adalah cinta yang dirindu mengetuk pintu hati untuk bertamu

kini yang kupinta semoga mimpi tak selalu menjadi mimpi
angannya pasti pada suatu hari nanti
adalah dia sebentuk kehangatan mewujud nyata
menyandingku seperti yang kurasa dalam rindu membara
menyapa mengetuk pintu hati
memadu cinta layaknya yang selalu di nanti
mimpi tak lagi sebuah imaji


" MIMPI MEMANGLAH HANYA BUNGA TIDUR SEKEJAP LALU PERGI,
NAMUN TERKADANG MIMPI JUA YANG MEMBERI JALAN NYATA ITU ADA UNTUK DIJAJAHI "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar