aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Minggu, 14 Desember 2014

GADIS BERPIPI TEMBEM

malam telah menjelang senja telah berpulang
kais-kais gulita mulai datang
pergi cahaya jauh hilang

tak nampak itu rembulan
tak nampak itu bintang
aku yang sendirian
kesepian

malam ini seperti biasanya, kembali kubujuk sepi untuk menemani
mencoba lagi kutuliskan sebersit kisah, tentang sesuatu yang indah namun tak terjamah

'
'

dear sepi

hai sepi , apa kabarmu malam ini? sepi kan
hehehe, tentu saja
sepi aku mau bercerita nie
dengerin ya!

hari ini adalah hari yang tak begitu kuduga
dimana aku bertemu seorang gadis dengan pipi tembemnya yang membuatku jatuh cinta
dia ... yang kutemui  siang tadi di sebuah toko buku yang sering aku kunjungi
bertatap muka sekilas saat berebut buku yang sama-sama ingin kita beli

dengan penuh arogansi dan gengsi yang menjadi
tak ada satu pun yang mau mengalah, menyerah dan pergi
hingga tegur itu menghampiri
kita masih sama-sama angkuh dengan harga diri

sampai saatnya aku benar-benar terpana
memandang wajahnya ayu pesona
terenyuh aku hilang kesadaran
sedikit rasa menyelam dalam lamunan

dan sesaat aku kembali tersadar
ternyata aku begitu terenyuh menalar
hilang buku telah diambilnya
aku pun diam saja tak menyanggahnya

nyatanya aku mulai tertarik
olehnya yang nampak cantik
kuberanikan diri untuk sekedar menyapa
ingin tahu namanya gadis yang tembem pipinya

setajuk sapa seulas senyum
di bibirnya pun merah meranum
bersambut sapaku ramah
ternyata dia jauh dari yang aku terjah

hingga waktu telah berlalu
uluk bicara dalam meramu
kait rasa mulai menyela
adanya cinta nampak merona

begitu kiranya aku telah jatuh hati
padanya, meski barau sekali kutemui
dialah gadis yang tembem pipinya
membuatku terjerat dalam cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar