aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Kamis, 18 Desember 2014

JANJI APAKAH ITU

gerimis merintis ...
satu persatu tetes air berjatuhan menyentuh bumi
kemarau meladang diretakan tak terjamah semusim lalu
hujan seketika menghapus kerontang setelah sekian waktu rumput-rumput kering bak ilalang yang gersang

'

'
sesaat sebuah tanya itu kembali ke masa lalu
senyap sekata pagi yang hening lenyap membawa kabar kesunyian dari batas penantian
tergugu dan terpaku
dalam memahami jauh untuk mengerti
tiada sampai hati untuk berucap
terlanjur kelu di bibir terbungkam akan sebuah kepastian yang hilang hayat

kupercaya waktu dulu ...
kata yang menghadirkan siraman jiwa dengan lembut teruntai tiada prasangka yang menduga
ramah tamah nampak membias dari pancaran rona mata yang indah
tak terlihat sisi angkara
tak terlihat makna berbeda
yang terucap bak mutiara
sejuk meralung sukma,teduh di hati merasap kesekujur raga

kian hari perjalanan semakin memupuk cita-cita
harap keindahan
pertalian di astana kebahagiaan
mimpi-mimpi seakan mulai terjamah
lamunan layaknya mengecap mata untuk jadi kenyataan

sesaat kiranya sepenggal dari jauhnya perjalanan
kisah berbelok arah
yang tercantum bukanlah apa yang di reka-reka
harap tersia,memunguti kepingan mimpi yang tak pernah nyata
satu dari yang berkabar akhirnya luka itu membelukar
berubah separas lalu,rasa hati tiada mampu untuk sekedar tahu

dan kini ...
rasa sesal telah membungkam melekat dalam hati
tiada dulu menduga,tiada tahu sebenarnya dusta
kepercayaan yang membius di setiap lafal kata dan ribuan janji ternyata hanya kiasan dari sebuah pesan lama untuk kembali jatuh lagi
yang di sangka dalamnya memang tak pernah terukur
apalagi kebutaan menutup sekian lamanya mata hati untuk melihat lebih jelas


" YANG BERKILAU ITU BELUM TENTU MUTIARA DARI SAMUDRA KETULUSANN,TERKADANG BATU AKAN NAMPAK BEGITU INDAH DENGAN SILAUNYA BERBUNGKUS SERIBU BUSANA DARI BI
AS MUTIARA YANG NAMPAK NYATA ."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar