aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Minggu, 28 Desember 2014

DEGUP BERDENYUT

kembali desir jantung mencairkan kebisuan
berdenyut nadi-nadi raga menggerakkan jemari berkata-kata
dan tersiratlah itu dalam sebuah lembaran
adalah hasil karya tinta rasa menuliskan gurat-gurat pesona
terulang untuk kembali dibaca
terdulang tak untuk dilupa

ahh, bisik didengar lirih menjadi haluan
merentas kais-kais aksara berwujud tajuk perasaan
seperti usang namun tetap membayang
nampak hilang, sedianya baru saja datang
sang pena meraut kata hati
menyusun ritme rasa dalam kajian sepi

terus dan terus-terus saja pembaitan baru itu tercipta
menghulur kecap nadi bebas menarikan jemari
berbunga putik-putik aksara untuk sebuah rasa
merajut layaknya benang sari jadi pengiring seri
harumnya mewangi
katanya menarik hati

duh, lepas landas mimpi melajur pembawaan hati
berdegup detak-detak sepi melindas kebisuan tak jadi situasi
telah terlantun kata layaknya penguak rahasia
itu kiranya pendelegasian kesah jiwa dalam urai bahasa
tentang apa itu di relung kalbu
sebuah sentuh rasa yang dinama rindu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar