aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Rabu, 24 Desember 2014

CURAHAN HATIKU PADA PAGI

Aku tida mengerti, tiada pula memahami apa sebenarnya rasa ini. Serasa kian tumbuh hari ke hari, membuatku bingung untuk menyapa meski itu selewat senyum tertinggal pegi. Entahlah ... bagaimanapun caranya tetap tak dapat kupungkiri. Benar ini cinta, cinta yang seharusnya aku tak lagi mengenalnya. Namun demikian sudah terlanjur tercipta, adanya telah nyata menawan jiwa dengan sebuah kerinduan yang kini selalu mendera.

Seperti pagi ini, pagi yang kuulang-ulang kembali dengan keberadaan sepi. Aku diam disini dalam sebuah renungan hati mencari kejernihan fikir akan sebuah rasa yang telah tumbuh bersemi. Di antara semilir angin yang mendawai lembut di hamparan remputan basah yang bersambut. Aku menemukan kata yang tepat, kata yang kan aku ungkap memawakilkan rasa hati yang begitu dalam membekap.

Cinta dan rindu, kuhaturkan ini sepenuh kalbu. Aku memang sedari mula tak menampik itu, hanya sanggahku mencoba memungkiri namun tak mampu. Terserahlah ... apa sangka dan duga yang akan kuterima. Yang kutahu kini aku cukup lega dengan kejujuran rasa. Dan bagaimana nantinya sebuah jawaban itu memberi rujukan, akan kuterima meski sakit di ulu hatiku menghujam jiwa. Karena kusadari cinta tak selalu bersambut selaras dengan asa hati. Maka aku cukup mengerti, bila serupa itulah yang harus kudapati.


Pagi memenuhi janjinya untuk kembali menemani. Pagi juga yang meninggalkan jejak kerinduan yang kini selalu menggelayuti hati. Tentangku yang mencintainya, tentangku yang selalu merindukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar