aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Rabu, 31 Desember 2014

GELISAH DALAM DIAM

dan aku terdiam memperjelas kerinduan
menguntit jejak tulisanku di balik patahan pena yang menjadi dua
satu mengisyaratkan asa dalam sebuah sapaan
lagi menandakan kata yang tak sampai untuk bicara

terhenti ...
sejeka aku mengulas fikir lebih mendalami
salahkah aku ini terlalu berharap lebih
menimang-nimang waktu tak kunjung rasanya berpadu
namun kiranya aku tak jemu, meski diayun-ayunkan rindu

entahlah,
mungkin aku sudah terlalu gila
memandang semua dengan kebutaan lain rupa yang ada
hanya satu ternama
hanya satu yang ada dalam jiwa
kaulah itu pencuri hati sedari mula membayangi
mengisi lamunanku sepanjang hari berwujud mimpi-mimpi

duh, harus bagaimana ini
aku layaknya yang terpedaya dalam canduan rasa
tak tau kapan penawarnya tiba
tak tau entah sampai mana harus tertunda
bahkan ataukah memang cukup sampai pada perhelatan mimpi
nyata itu terlalu jauh untuk didapati

ah, apalah ...
aku seperti terkatup dalam lingkaran gundah
diam, menyesak rindu mendalam
melebam jejak-jejak tulisanku yang tersulam
sebatas kerinduan, aku ingin sedikit mencurahkan
meluahkan gegar perasaan yang begitu menggelisahkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar