maka masih dengan sketsa
lajur mimpi tak untuk dibuat paradigma
biarlah dia tetap berwujud biasan paramecia
karna kiranya logia pun telah memalingkan muka
duh, astavania ...
sudahi saja intuisiku berjelira
agar sejenak mampu kupejamkan mata
menyelam lebih dalam sekedar mencari kebebasan jiwa
cukup, cukup itu sisaan dari kanvas imaji
patahan pena menasbihku kembali pergi
diam pun kini seakan tak berarti
nyeri di diri tak terhitung lagi
meringis untuk kesekian kalinya aku disini
mencaci namun tersedak di hulu hati
hilang kata seriku merumput sepi
astavaniaku pun terkatup sunyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar