aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Sabtu, 13 Desember 2014

HUJAN SORE TADI

malam mulai nampak lenggang sesaat hujan reda dan berpulang
guyuran itu telah terhenti di sepenggal jalan,
menyisakan cercah-cercah genangan di setiap lekukan
basah bumi menggerutu sepi
semilir angin melambai sunyi

ya, aku disini ....
mengikuti itu nuansa alam silih berganti
membaca, dengan caraku memaknai semua
mengulas, dengan intuisiku untuk kembali bercerita

ini malam, aku kembali menulis lagi
berlatar sepi, bertema hujan sore tadi
tentang itu dia gadis berparas sendu
tersenyum malu-malu saat sedikit kurayu

sore itu,
di persimpangan masa siang berganti senja
aku seperti biasanya,
duduk bersandar di bawah rindang pohon tempatku melepaskan lelah
namun tak kusangka tak kuduga,
tiba-tiba saja hujan datang menerjah

"ah basah" keluhku tak sempat berkilah
terlanjur sudah,
biarlah aku takkan berpindah

tak menunggu lama sesaat berganti rasa
adanya dia ikut berteduh di sisi raga
ya, dia gadis yang pernah kutemu
tergugu lugu menahan gigil raga nan menjamu

sesaat telah berlalu
hujanpun reda berganti waktu
aku masih disitu tanpa menyapa
hanya memandang tak berani bicara

tak tau apa kurasa,
debar hati menggetar jiwa
berlalu dia seketika
nampak tersenyum memandangku penuh makna

ah, aku terpana ....
meski tak sempat bicara
dialah gadis yang nampaknya akan menjadi tajuk rindu
mendatangiku tatkala sepi mengetuk pintu

dan begitu nyatanya seperti yang kuduga
dialah yang menjadi tajuk utama rindu malamku yang bicara
hujan sore tadi meningglkan jejak
adalah risau hati tatkala rindu menyeruak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar