Jatuh kehilangan daya di ujung penaku berbicara
Tak patah sehunus rindu membuncah
Aku kalah namun tak jua mau menyerah
Dia ... bukan untukku ...
Rindu ... yang tersisa bagiku ....
'
'
Hmmm ... serentak malamku membicarakan kata yang tak pernah sampai di hulur waktu
Hanya kiasan berlarik-larik yang mampu kuraut
Hilang asa jauh terhanyut
Nampaknya kebahagiaan itu sebatas mimpi
Tak kudapati, meski ketulusan ini kujaga sampai kini
Entahlah ...
Sebisa-bisanya aku tak mau mengurai air mata
Cukup diam kunikmati keheningan menggilas nuansa
Sunyi adalah penulisan yang kugubah dari sebuah nama
Rindu tanpa tanya layaknya itu yang menjadi awal cerita
Duuhh ... kehangatan dalam dekap kasih
Apalah mungkin nantinya dapat kuraih
Sedang yang terlukis wajah hujan menangisi bumi
Tak nampak pelangi,titian cahayapun enggan menyinari
Tetaplah kelabu yang menjadi tajuk utama
Menghiasi kerning rasa dengan kebutaan hati yang renta
Aku mungkin yang sudah tertasbih sepi
Bersanding kesunyian memangkas waktu hingga masaku kembali
Biarlah selarut lalu menjadi kenangan mimpi
Aku yang sama namun berbeda dalam hati
Sendiri menjejar rindu untuk sebuah nama terisalah
Keindahan itu yang kugubah meski tak jua terjamah
Dan ini malam kembali menjadi tempatku menuliskan frasa hati
Menceritakan genap rasa yang menjajahi kesendirianku selama ini
Aku cukup mengerti mungkin ini akan membuatku semakin pilu
Tapi setidaknya keluhku mampu sejenak terlepas dari ruang bisu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar