pagi telah menggembalikan ronanya dengan sekilas cahaya untuk kubaca lagi
itu jingga meranum di ufuk cakrawala membuka tabir gulita sepi
indahnya begitu kupandang tiada alih rupa berpulang
menikmatinya meski sekejap hilang dengan seutas kenang yang membayang
sedang aku yang sudah bersandar disini sedari tadi
di sebuah bingkai jendela kayu bercermin diri
mencoba menelaah lebih dalam apa sesungguhnya yang kurasa
kujernihkan fikir mencari-cari jawaban atas tanyaku yang mendilema
ya, sepertinya ini sama serupa yang pernah ada
hadir tanpa ketuk permisi dan tiba-tiba saja
ini cinta, nampak begitu mudahnya tumbuh bersemi
menyemai benih-benih rasa sekejapnya telah menawan hati
entahlah,
mungkin hanya satu sisi yang memiliki
tak sama tautan hati bercerita untuk mengikat jalinan lagi
ataukah sama kiranya masih anagannya yang bicara
berharap juluran rasa menyambut dengan suka cita
ah,
aku terlalu mengada-ada
namun salahkah menyimpan rasa pada sebuah nama
dia, dia yang telah membuatku jatuh hati
membenihkan kerinduanku sepanjang hari
kembali di pagi ini aku bercerita
tentang hasrat cinta yang begitu menggelora
dialah seraut wajah yang selalu membayang
mengilas senyuman penuh keteduhan meski tak nyata untuk kujelang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar