aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Selasa, 16 Desember 2014

PUISIKU


Semilir angin lembut membelai dedaunan hijau dari reranting pohon yang menari-nari. Tak nampak guratan mendung di semua arah pandangan mata. Cerah, begitu kiranya langit tak menawarkan hujan. Indah, tatkala kelabu tak menyusun warnah untuk menerjah.

“Hmmm, ini bisa jadi inspirasi” gumamku sembari memainkan jemari ke sana ke sini, meski tak sampai tertekan di tombol keypad laptopku.

Dari tadi aku merenung di sini. Di sebuah tempat yang kunamakan Astana Bambu.

“Tek, tek, tek” terdengar suara tombol keypad yang mulai kumainkan. Intuisiku telah kembali hidup. Tercurah itu dalam rang kaian kata-kata yang mulai nampak tersusun di layar monitor.

“Ah, rasanya sudah cukup” kataku, setelah kulihat beberapa bait puisi yang kucoba koreksi lagi. Takutnya ada kata yang salah, apa lagi nanti ini akan kupublikasikan.

Dan akupun mulai membaca ....
“ dawai dawai merdu membujur rindu
menguak selaksa langit biru sebagai peneduh kalbu
kaukah itu kiranya yang tersipu malu
mengulum senyum indah yang membuatku terpaku

duh, kau gadis berlesung pipi
dengarlah kataku ini mencoba berpuisi
mungkin nyatanya tak seelok penyair hati
cukuplah jadi kait rasaku mendekati


dan, kuharap sapamu ada
menjawab aku punya aksara
biarlah walau selarik kata
cukuplah jadi penghibur jiwa


ini aku yang telah terpikat
sedari mula aku melihat
sungguh senyummu telah menjerat
membuat rinduku kian sekarat


kau gadis berlesung pipi
aku telah jatuh hati ....”.


Setelah kubaca, lalu segera puisi itu kukirim ke sebuah group yang menjadi favoritku kini.

“Tek ...” suara tombol enter kutekan manandakan puisi telah kukirim.

“Kira-kira banyak yang suka gak ya, atau amalahan ntar ada gak suka, ah ... terserahlah” aku bertanya –tanya sendiri dengan segala kemungkinan nanti tentang puisiku.

Jam telah menunjukkan pukul satu kurang lima menit. Bergegas aku mematikan laptopku, karena sebentar lagi harus mulai bekerja.

Aku pun turun dari Astana Bambuku. Kemudian berlenggang lalu, sembari tetap terbersit dalam pikiranku tentang bagaimana tanggapan para member lainnya terhadap puisiku tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar