aku

aku
Ruhesa Arsawenda (Syair)

Minggu, 07 Desember 2014

PEREMPUAN HUJAN

dan hujan masih menjatuhkan katanya dengan gemericik nan bersahutan
malam ini senyap itu tak lagi menjadi tajuk nuansa tatkala gemuruh telah melumat keheningan
hujan memberiku siratan
hujan membangunkan lagi kenangan

ahhh,,,sepi,,,,
apakah kau tak akan bertandang lagi,,,???
" itu tanyaku tatkala kutemukan sebuah lembaran basah dari berkas catatan yang kupunya "
ini pasti gara-gara hujan
menyusup rinainya di sela-sela genteng yang nampak bergesar tak beraturan

apakah kau tak apa-apa sepi,,,???
" ku ulang lagi tanyaku saat kulihat noda penamu mulai memudar "
begitu resah aku dibuatnya
begitu gelisan aku mencoba mengeringkannya

ya,,sudahlah sepi,,,,
mungkin malam ini kita cukup bercengkarama tanpa saling menyentuh
menikmati gemuruh hujan denganmu yang selalu menemaniku mengeluh
mulai dari ini aku kembali mengadu padamu
menceritakan kisah itu yang kembali menguak untuk kurindu
karna seperti malam ini dengan hujan
saat itu pun sama saat sekujur ragaku kebasahan
yang berbeda saat itu aku penuh senyuman
sedang kini serasa muram wajanhku penuh kerinduan

sepi,,,,
taukah kau sebenarnya hati ini begitu gelisah
apalagi tatkala kenangan itu kembali berkisah
tentangnya seorang
perempuan di tengah-tengah hujan
dianya menggurat wajah sendu menarik perhatian
sampai kini bayangannya masih terngiang
menjadi tajuk lamunanku saat nuansa yang sama menjelang
hujan dan perasaan
cinta tumbuh dengan kerinduan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar