berembun basah melumuri titian diri tatkala kutatap jauh sasana berkasta syurgawi
ya, itu ...
segurat wajah dengan lesung pipi yang menghiasi
nampak mengulas senyum membuatku jauh hati
tak tersentuh nyata untu kujelang
hanya mampu kini pagi kurindukan
berharap dianya sama dalam perasaan
sapa, sekedar sapa ...
itu sudah lebih cukup mendamaiakan
menawar rinduku dalam dendang kesepian
dia yang kuumpamakan laksa kejora di lintas langit punya pesona
ingin hadinya selalu ada menghias semesta rasaku dengan cinta
biar, biar saja aku terlalu jauh berangan jiwa
toh memang begini nyatanya yang kurasa sepanjang waktuku bercerita
tentangnya yang akhir-akhir ini menjadi tajuk utama
menaik kata jemariku untuk terus melukiskan cinta
padanya
untuknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar